PUBLIC Speaking (PS) dimaknai sebagai berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas.
Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Proses PS meliputi tiga tahap : persiapan dan penyampaian. Pada tahap penyampaian juga terbagi tiga, yakni opening, pembahasan, dan penutupan.
PERSIAPAN
Persiapan PS meliputi persiapan MENTAL, FISIK, dan MATERI.
Persiapan mental meliputi a.l. rileks, kenali ruangan, kenali audience, dan kuasai materi.
Persiapan Fisik a.l. memastikan kondisi badan dan suara fit; wardrobe, tidak memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil; lancarkan aliran darah misal dengan menjabat tangan sendiri; serta menjaga agar mulut/tenggorokan tetap basah.
Persiapan Materi a.l. membaca literatur dan menyusun pointer atau outline. Teknis penyampaian materi ada empat pilihan: membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan catatan (Using notes), hapalan (memory), dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
Awali pembicaraan dengan nada rendah dan lambat (Start Low and Slow), jangan mengakui ketidaksiapan atau keterpaksaan dengan apologi (Don’t apologize).
Teknik membuka PS a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
PENYAMPAIAN
Teknik pemaparan materi a.l. deduktif, induktif, dan kronologis. Selama pembicaraan, perhatikan power suara agar tetap audible, jelas, dinamis, dan sebaiknya gunakan action and colourful words.
PENUTUP
Jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis, langsung tutup, lalu ucapkan salam. Teknik penutup a.l. menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Elemen PS meliputi (1) Teknik Vokal –intonasi/nada bicara, aksentuasi/stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting, speed, artikulasi/kejelasan pelafalan kata (pronounciation), dan infleksi – lagu kalimat; (2) Eye Contact –sapukan pandangan ke seluruh audience; (3) Gesture –gerakan tubuh; alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat, penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu, sesuai dengan kata-kata, jangan berlebihan, variatif, tidak melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna, seperti memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala; dan (4) humor, dengan Use Natural Humor, Don’t try to be a stand up comedian, gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.*
Oleh ASM. Romli
http://pusdai.com/?p=451
Minggu, 27 Februari 2011
Sabtu, 26 Februari 2011
Bogor Peringati Maulid Nabi Dimeriahkan 2.000 Dondang
| | |
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H, akan diselenggarakan tanggal 26 Februari di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bogor dan Insya Allah akan berlangsung sangat meriah. Pasalnya, pada acara ini nantinya akan diadakan parade dondang yang akan diikuti 2.000 peserta dari barbagai unsur lapisan masyarakat. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Panitia Acara Festival Maulid Nabi Benny Delyuzar dalam acara jumpa pers di ruang VIP B Kompleks Pemda Kabupaten Bogor. "Acara ini akan kita bikin lebih meriah lagi dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2010 acara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW hanya diikuti 1.000 peserta dondang. Maka tahun ini atas permintaan bupati perayaan maulid nabi lebih disemarakkan lagi, walaupun tahun dulu kita sudah mendapatkan rekor MURI," katanya kepada wartawan. Menurutnya lagi, acara parade 2.000 dondang nanti akan diikuti dari berbagai elemen masyarakat di antara pesertanya dari SKPD, desa atau kelurahan, kecamatan, polsek, koramil, UPTK, UPTD, PKK se-Kabupaten Bogor. Ditambah dari perusahaan, asosiasi pengusaha, lembaga pendidikan, pondok pesantren, ormas Islam dan unsur lainnya se-Kabupaten Bogor. Ketika ditanya masalah keamanan, pihak panitia akan menerjunkan 1.500 personel keamanan. "Di antaranya dari Satpol PP, DLLAJ, TRC, Tagana, Damkar, Polres dan Koramil," ungkap Ketua Panitia yang didampingi Kadiskominfo H Yosep Hermawan dan Kasubag Bintal H A Mardzuki. Kadiskominfo Kabupaten Bogor Yosep Hermawan menambahkan, festival kali ini mengambil tema "Membangun potensi budaya lokal dan wisata religius untuk menyongsong visit Indonesia tahun 2011". Terkait dengan pendanaan, Kasubag Bina Mental (Bintal) H A Mardzuki menegaskan, acara tersebut akan menyedot dana yang cukup besar yakni sekitar Rp 1,769 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membantu pihak desa atau kelurahan, kecamatan se-Kabupaten Bogor dan SKPD. Masing-masing mendapatkan bantuan dalam rangka membuat dondang sebesar Rp1 juta. Dana tersebut juga dipakai untuk biaya keamanan, kesehatan, hadiah hiburan dan sebagainya. (Edison) Sumber : Medicom 17/02/2011 |
Rabu, 23 Februari 2011
PEMBINAAN KARYAWAN KEMENAG KAB. BOGOR
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Kankemenag Kabupaten Bogor, Kepala Subbagian Tata Usaha, kepala seksi di lingkungan Kankemenag, seluruh karyawan di MAN negeri maupun swasta, serta pegawai KUA yang meliputi wilayah Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng,Ciampea, Pamijahan, Cibungbulang, Tenjolaya, Dramaga.
Kepala Kankemenag Kabupaten Bogor, Suhendra, menyatakan, kegiatan kali ini juga bisa dijadikan ajang silaturami di antara pegawai. Sehingga, dapat tercipta komunikasi dan jaring aspirasi dari pegawai yang berada di wilayah.
Tak hanya itu, tambah dia, pertemuan ini menjadi media penyampai informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kemenag, terutama yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
Kankemenag mengatakan, ada lima aspek penting yang menjadi program prioritas Kemenag, baik di pusat maupun daerah. Pertama, peningkatan mutu penyelenggaraan ibadah haji. Kedua, tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dan ketiga, revitalisasi pendidikan.
"Ketiga aspek ini terus kita tingkatkan. Untuk haji saat ini kita terus perbaiki pelayanannya. Sedangkan, untuk tatakelola pemerintahan yang baik Kemenag terus mengubah citranya dengan mengejar tingkat wajar tanpa pengecualian (WTP) pada tahun ini," bebernya.
Aspek keempat yakni peningkatan kualitas kehidupan beragama. Sedangkan yang kelima adalah pembinaan kerukunan umat beragama.
"Untuk dua aspek ini, saya berharap pegawai Kankemenag lebih peka terhadap gejala-gejala sosial keagamaan agar tak ada disintegrasi di masyarakat," pungkasnya.
Selasa, 08 Februari 2011
Pemerintah Minta SKB Ahmadiyah Dipatuhi
Minggu, 6 Februari 2011 - 21:46 wib
Rizka Diputra - Okezone
Djoko Suyanto (Foto: Koran Sindo)
JAKARTA - Pemerintah mengelurkan tujuh butir keputusan terkait penyerangan warga Ahmadiyah di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Cikesik, Pandeglang, Banten, siang tadi.
Tujuh butir keputusan itu disampaikan Menko Polhukam Djoko Suyanto usai rapat terbatas di kantornya, Minggu (6/2/2011).
Berikut hasil rapat yang disampaikan Menko Polhukam:
1. Pemerintah mengecam dengan keras setiap tindakan oleh siapapun sesama warga negara Indonesia yang melakukan tindak kekerasan dan anarkis serta melanggar hukum, apapun alasan yang melatarbelakangi.
2. Kepada Polri agar segera mencari dan mengungkap tindakan kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa tiga orang dan luka enam orang.
3. Kepada semua pihak, Ahmadiyah dan masyarakat lain, harus tetap menaati kesepakatan bersama yang dibuat pada 14 Januari 2008 (ada 12 butir kesepakatan dan keputusan bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Mendagri).
4. Kepada warga Ahmadiyah agar memahami mengikuti dan menaati kesepakatan bersama tanggal 14 Januari 2008 serta keputusan bersama tahun 2008. Kepada warga lain diminta untuk tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap warga Ahmadiyah. Apabila ada perselisihan harus disalurkan dan diselesaikan melalui Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat atau Pakem yang ada di setiap daerah, yang diketuai kejaksaan.
5. Kepada Menteri Agama, Mendagri, dan Jaksa Agung segera melakukan evaluasi mendasar terhadap setiap permasalahan Ahmadiyah, agar tidak terjadi kasus serupa.
6. Aparat pusat maupun daerah diminta melakukan deteksi dini terhadap setiap indikasi yang dikhawatirkan timbulkan kerusuhan dan melaporkan ke aparat keamanan.
7. Terakhir, mengimbau tokoh agama dan masyarakat untuk membantu mewujudkan iklim sosial yang tenang.
(lam)
Langganan:
Postingan (Atom)