Sabtu, 28 Mei 2011

Memperbaiki Niat

wajib bagi Hamba Allah, untuk memperbaiki niat dan mengikhlaskan niat dan bertafakur akan niat sebelum memasuki amal/sebelum negerjakan sesuatu amal ibadah.
Karena sesunggunya niat itu adalah pondasi atau dasar amal, dan amal mengikuti niat mengenai baik dan buruknya, rusak dan selamatnya.

Telah bersabda RasuluLlah SAW, Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya . dan bagi setiap manusia tergantung dari apa yang ia niatkan.

Dan seyogyanya seorang hamba Allah, tidak mengucapkan suatu perkataan atau tidak mengamalkan suatu amal perbuatan atau berkehendak mengerjakan sesuatu apapun kecuali DINIATKAN untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari pahala yang baik di sisiNya .

 Tidak akan dapat terjadi pendekatan diri kepada Allah Ta’ala kecuali dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah melalui Lisan RasulNya dari beberapa perbuatan fardhu, dan sunnah, . bahkan perbuatan yang mubah menjadi sebab mendekatnya diri kepada Allah karena niatnya baik. seperti orang yang ketika makan ia berniat untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at kepada Allah Ta’ala, atau ketika menikah diniatkan untuk mendapatkan keturu yang nantinya mereka akan menjadi orang yang ahli beribadah kepada Allah .

Dan disyaratkan di dalam niat yang baik,  harus dilanjutkan dengan amal perbuatannya. Misal orang yang mencari ilmu dan ia bercita-cita akan mengamalkan ilmunya, maka apabila ia tidak mengamalkan ilmu yag telah pernah diperolehnya ketika dia mampu untuk mengamalkannya, maka niatnya yang demikian itu bukanlah niat yang benar / niyatushoodiqoh.

Demikian juga orang yang mencarfi harta dunia dengan niatnya agar ia tidak merepotkan orang lain, dan mnyedekahkannya kepada orang yang membutuhkan dari orang-orang yang miskin, atau untuk memperat silaturrahmi dengan hartanya itu, apabila ia tidak melaksanakkannya apa yang ia niatkan ketika dia mampu maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk inat yang benar atau niat yang Shoodiqoh.

Haruslah dipahami, bahwa niat yang baik itu tidak dibenarkan dalam amal perbuatan yang buruk, misalnya orang yang ikut mendengarkan pembicaraan ghaibah kepada sesama muslim yang mana dalam mendengarkannya tersebut dia berniat untuk menyenangkan hati orang yang sedanng ghaibah / membicarakan aib saudara se muslim,maka niatnya yang demikian ini bukanlah niat yang baik bahkan ia termasuk salah seorang diantara yang ikut ghaibah tersebut. Dan barang siapa yang diam diri dari amar ma’ruf dan nahiii munkat dan dia mendakwakan bahwa niatnya itu agar tidak menyakiti hati orang yang melaksanakan perbuatan munkar, maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang baik bahkan ia termasuk juga ke dalam golongan yang mellaksanakan kemungkaran.

Demikian juga perbuatan yang baik, tetapi niatnya tidak baik juga tidak akan menghasilkan pahala yang baik di sisi Allah, seperti orang yang melakukan amal salih akan tetapi niatnya untuk mendapatkan kedudukan atau supaya dipuji oleh orang lain atau untuk mendatkan keuntuknagn materi.

Maka bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku, agar niatmu dalam melakukan amal salih sebatas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhoan Allah dan niatkanlah semua amal yang dibolehkan / Mubaahat hanya untuk menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Dan ketahuilah sesungguhnya bisa terjadi juga satu amal shaleh di niatkan dengan beberapa niat yang baik dan mendapatkan pahala secara sempurna dari tiap-tiap niat tersebut, misalnya orang yang membaca Al-Qur’an dia niatkan untuk bermunajat kepada Rabb nya, atau ia niatkan agar orang yang mendengarkannya mendapat faidah atau manfaat dari apa yang ia baca.

Dan semisal perbuatan mubah dalam hal makan, dimana ia niatkan dalam makan tersebut untuk menjalankan perintah Allah, karena Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’anul Kariim “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kamu sekalian dari rizki yang baik yang Aku berikan kepada kamu semua”.
Dan berniat pula dalam memakan makanan adalah untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at kepada Allah dan juga dapat diniatkan pula untuk melahirkan rasa syukur kepada Allah. sesuai dengan firman Allah di dalam kitabNya L”makanlah kamu sekalian dari rizki yang diberikan kepadamu dan bersyukurlah kepadaNya”.

Bersabda Rosulullahi SAW-“Sesungguhnya Allah mencatat perbuatan baik dan buruk…” selanjutnya RasuluLlah SAW menerangkan bahwa-“barang siapa mempunyai tujuan baik sedangkan ia tidak melaksanakannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai satu amal kebaikan yang sempurna. Dan barang siapa yang mempunyai niat baik juga ia melaksanaknnya maka Allah mencatatnya sebagai 10 kebaikan sampai 700 kebaikan bahkan sampai berlipat dengan kelipatan yang banyak. Dan jika ia berniat keburukan akakan tetapi tidak mengamalkannya, maka dicatatlah ia sebagai satu kebaikan, dan apa bila ia mengamalkannya maka hanya di catat sebagai satu keburukan saja”.

disarikan dari, risalatul muawwanah, pasal 2

Jumat, 20 Mei 2011

Memperkuat Keyakinan


oleh Ibnu Qosim pada 20 Mei 2011 jam 21:19
wajib bagi semua Hamba Allah, untuk memperkuat keyakinan dan mempercantiknya, karena sesungguhnya yakin apabila telah menetap di hati dan meluas di dalamnya maka segala sesuatu yang ghaib akan terlihat nyata, dan pada yang demikian ini maka berkatalah orang-orang yang yakin, sebagaimana yang dikatakan Aly ra. wakarromallahu Wajhah

‘apabila disingkapkan tabir, maka akan bertambahlah keyakinan’.

Dan yakin sesungguhnya adalah ibarat dari kekuatan iman yang meresap ke dalam jiwa yang menghilangkan segala keragu-raguan sehingga di dalam hati sama sekali bersih dari keadaan ragu-ragu dan cemas.. dan syaithan tidak akan mampu mendekat kepada mereka yang hatinya dipenuhi dengan yaqin bahkan mereka akan lari terbirit-birit mencari keselamatan.

Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya syaithan menjauh dari bayang-bayang Umar. . tidaklah sekali-kali Umar melewati suatu jalan, melainkan syaitan pasti melewati jalan yang lainnya–agar tidak berpapasan.

Yakin akan menjadi kuat dengan beberapa sebab diantaranya;

1. Hendaknya mencurahkan segala perhatian dan hati dan memperhatikan dengan telinga untuk mendengarkan ayat dan hadist yang menunjukkan kebesaran Allah Azza wa Jalla dan kesempurnaanNya, dan keagunganNya, dan kekuasaanNya dan kesendirianNya dalam mengatur urusan semua makhluk, dan kekuasanNya, serta memperhatikan akan kebenaran para Rasul As dan kesempurnaan mereka, dan terhadap apa-apa yang menguatkan risalah mereka dari beberpapa mukjizat, demikian juga memperhatikan mereka yang mendustakan Rasul hingga mereka mendapat siksa dari Allah , dan memperhatikan dengan segenap hatinya apa yang akan datang kelak di hari akhirat berupa pahala yang bagus dari Allah yang dijanjikan bagi hambanya yang beriman dan berbuat kebajikan, demikian juga siksa yang akan dihadapi orang-orang yang berbuat maksiyat –
Firman Allah:
‘Apakah belum cukkup sesungguhnyan Kami turunkan kepada kamu Al-Kitab yang dibacakan kepada mereka.

2. hendaklah melihat dengan i’tibar pada kerajaan langit dan bumi dan apa yang diciptakan Allah dari ciptan-ciptaan yang sangat aja’ib. Dan memperhatikan permulaan adanya segala yang diciptakan. –‘Dan akan Aku perlihatkan kepada mereka ayat-ayatKu di alam raya dan juga pada diri mereka hingga tampak jelas bahwasanya Allah Maha Benar’.

3. Hendaklah mengamalkan apa saja yang sesuai dengan keimanannya lahir bathin dan memperlihatkan keta’atan kepada Allah Azza Wa Jalla –‘Dan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh mencariKu niscaya akan Aku tunjukkan jalanKu’.

Dan buah dari yaqin adalah tanangnya hati akan janji Allah dan mantap dengan apa-apa yang sudah ditanggung oleh Allah dan menghadap dengan segenap jiwa raganya dan meninggalkan segala yang menyibukkannya dari Allah dan kembali pada setiap kesempatan kepaad Allah dan mencurahkan tenaga untuk mencari ridho Allah .

maka Yakin sesungguhnya adalah dasar/pokok. Sedangkan segala maqoomaat yang mulia , dan akhlak yang terpuji, dan amal sholih, adalah termasuk cabangnya, dan buahnya, sedangkan alkhlak dan amal adalah mengikuti yaqin dalam hal kuat dan lemahnya serta sehat dan sakitnya.

Luqman As. telah berkata,
“tidaklah amal akan terjadi kecuali setelah adanya yaqin. Dan tidak sekali-kali seorang hamba beramal kecuali sesuai dengan kadar keyakinannya. Dan tidaklah seseorang hamba mengurangi amalnya hingga berkuranglah keyakinannya..

 RasuluLlah SAW  bersabda,
“Al-Yaqiin, adalah iman seluruhnya. ,
Tiga  Tingkatan yaqin 
1.  tingkatan yaqin Ashabil Yamiin yaitu pembenaran mereka akan tetapi masih dimungkinkan mereka terserang ragu-ragu.  

2. Derajad Muqorrobiin yang mana imannya telah bersinar dalam hati mereka dan menetap di dalamnya sehingga tidaklah tergambar di dalamnya akan cacat imannya itu, bahkan akan tampak berlimpah di dalam dadanya.  

3.  Derajat Nabiyyiin yaitu derajad para Nabi AS. Dan para ahli warisnya yaitu para Shiddiqiin  dimana bagi Mereka sesuatu yang Ghaib adalah tampak nyata adanya. Dan dapat memberikan i’tibarnya dengan tersingkapnya tabir / kasyf .

disarikan dari Kitab Risatul Mu'awwanah Pasal 1

Jumat, 08 April 2011

Mantan Ahmadiyah bersyahadat

BOGOR – Penganut ajaran Ahmadiyah di Kampung Ciaruteun Udik, Desa Ciareteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, merasa senang sekaligus bahagia bisa kembali ke ajaran Islam yang benar sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an dan Hadits.

Seorang pengajut Ahmadiyah, Nurhasan, usai mengucapkan Syahadat di Masjid Al Hasan, Selasa, tidak dapat menahan rasa harunya saat satu persatu orang mendatanginya untuk berjabat tangan dan memeluknya usai mengucapkan Syahadat di Masjid Al Hasan.
“Saya merasa senang dan tidak terasing lagi. Kini saya punya banyak keluarga serta bisa mengamalkan ajaran Islam,” katanya sambil menyeka air mata di wajahnya. Nurhasan pria berusia 47 tahun merupakan Jemaah Ahmadiyah turunan yang tinggal di RT 05/RW 02 Kampung Ciaruteun Udik, Desa Ciaruteun Udik, baru saja menyatakan ke Islamannya bersama empat orang anaknya.
Nurhasan mengatakan, sejak lahir ia dan keluarganya menjadi pengikut Ahmadiyah. Orang tuanya juga pengikut Ahmadiyah. Kembali ia bersyahadat untuk mengikuti Islam yang sebenarnya diakuinya atas keinginan sendiri, Ia pun mengatakan, sudah sejak lama ingin kembali ke Islam.
“Sudah lama saya ingin kembali, mungkin ini hidayah Allah SWT dan saya bisa kembali kepada keluarga serta saudara-saudara di kampung ini,” katanya. Dengan telah menyatakan syahadat Nurhasan mengatakan ia tidak minder lagi, kedepan ia akan ikut pengajian dan shalat berjamaah dengan warga yang lainnya.
Hal serupa juga dikatakan Pura pria usia 70 tahun, ayah dari Nurhasan. Ia mengaku kembali bersyahadat Islam atas keinginan sendiri. Ia bersama lima orang anaknya termasuk Nurhasan menyatakan ke Islamannya di hadapan para masyarakat, tokoh agama dan jajaran Muspika Cibungbulang.
“Saya menangis karena saya bahagia, saya terharu ternyata banyak yang peduli kepada saya saat saya menyatakan kembali ke Islam. Ada rasa plong di hati saya. Saya jadi banyak saudara,” katanya.
Siang itu menjadi sejarah baru di Kampung Ciaruteun Udik, Desa Ciareuteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor sebanyak 17 orang dari 29 orang warga Ahmadiyah menyatakan kembali bersyahadat Islam.
Sementara itu, Kepala Desa Ciaruteun Udik, Eros Kusniawati mengatakan, di daerahnya terdapat 18 kepala keluarga yang menjadi pengikut Ahmadiyah. “Pengikut Ahmadiyah ini ada 18 kepala keluarga dengan total sebanyak 95 orang. Mereka seluruhnya hidup membaur dengan masyarakat lainnya,” katanya.
Ia mengatakan, ada 29 orang Jemaah Ahmadiyah di kampungnya yang menyatakan kembali ke Islam. Pada ikrar syahadat yang dilakukan hari ini, baru 17 orang yang berirkrar, sisanya lima orang JAI belum mukallaf (Baligh-red) dan tujuh orang berhalangan hadir.
Salah satu dari JAI yang menyatakan ke Islamannya adalah anak dari ketua JAI Ciaruteun Udik. Yakni Budi Harto, ia putra dari Daya yang menjadi ketua JAI Ciaruteun. “Semoga dengan sadarnya anak dari ketua JAI ini dapat menyadarkan orang tuanya dan masyarakat lainnya sehingga mereka bisa kembali ke ajaran yang benar,” ucapnya.
“Ini adalah kewajiban kita untuk saling memperhatikan saudara kita yang tengah kembali ke jalan Allah. Kita akan terus membina dan mendampingi, kita mengajak mereka bersama-sama sholat berjamaah, dan pengajian rutin di masyarakat lainya,” katanya. REPUBLIKA
http://kabarnet.wordpress.com/2011/03/15/mantan-ahmadiyah-kembali-ke-islam-hati-saya-plong/

Sosialisasi Pergub Larangan Ahmadiyah

BOGOR--MICOM: Sosialisasi Peraturan Gubernur No 12 Tahun 2011 tentang pelarangan Ahmadiyah, di Kantor Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor diwarnai protes warga non-Ahmadiyah, Kamis (7/4) siang.

Warga non-Ahmadiyah yang menghadiri acara tersebut, menuntut kepastian dari pemerintah terkait keberadaan Ahmadiyah. “Jangan hanya dari mulut. Kami mau kepastian. Datang ke lapangan, Ahmadiyah masih beraktifitas,” kata Dadun, salah seorang tokoh masayarakat Ciampea Udik.

Dengan suara lantang, Dadun mengatakan bahwa masyarakat minta agar pemerintah segera membubarkan Ahmadiyah. Kepada pemerintah, pihaknya minta waktu secepatnya dan jangan berlarut-larut.

“Kami minta Ahmadiyah dibubarkan. Seperti yang dilakukan pemerintah Kota Bogor yang menyegel semua aset Ahmadiyah, kami juga minta pemerintah kabupaten segera menyegel semua aset Ahmadiyah yang ada. Kalau tidak sampai di lapangan, nanti akan terjadi lagi konflik-konflik seperti yang pernah terjadi. Jangan biarkan masyarakat bergerak sendiri,” katanya diamini warga non-Ahmadiyah lainnya.

Sosialisasi yang sedianya dihadiri Kapolda Jabar dan Kajati itu diikuti ratusan warga dari sekitar tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor bagian barat. Di antaranya adalah warga dan tokoh agama dan perwakilan masyarakat dari Kecamatan Cibungbulang, Kecamatan Ciampea, Kecamatan Pamijahan, Kecamatan Leuwiliang, dan Kecamatan Dramaga.

Turut hadir Wakil Direktur Samapta Polda Jabar AKBP E Syarifuddin yang mewakili Kapolda Jabar dan Kasi Sosial Politik (Sospol) Otong Endarahayu. Wadir Samapta menjawab tuntutan warga dengan santai, yakni bertahan dan menunggu instruksi dari Presiden.

“Kita tetap menunggu dari Presiden. Pendekatan sosial seperti ini sudah dilakukan. Pendekatan oleh tokoh MUI juga sudah. Kami sedang melakukan pendekatan dengan jalur politik. Berikan kami kesempatan, jangn biarkan kami mundur lagi,” katanya.

Wadir juga meminta kepada warga untuk menahan diri, terkait keberadaan Ahmadiyah. “Biarlah masalah ini terutama amir-amirnya jadi urusan kami. Kami tidak ingin ada warga yang kembali harus ditahan atas kasus ini. Kami akan kumpulkan data selengkapnya, akan kami buat rekomendasi dan kami laporkan ke Gubernur dan kemudian ke Presiden,” katanya.

Untuk diketahui, satu hari sebelumnya, terjadi kembali aksi pengrusakan terhadap aset milik warga Ahmadiyah di Desa Ciaruteun, tepatnya di Kampung Cimanggu III, RT 1/6, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Selasa (5/4) malam sekitar pukul 23:00 WIB.

Terkait terulangnya peristiwa pengrusakan di kampong tersebut, Kapolres Bogor AKBP Heri Santoso membantah adanya kelambanan. “Dalam kejadian ini tidak ada kelambanan. Karena dalam setengah jam, semua petugas sudah tiba. Memang kejadian ini sistemis,” ujarnya.

Kapolres juga menyebutkan terhadap kasus itu belum ada penangkapan. “Belum ada yang jadi tersangka, karena belum ada yang ditangkap. Para pelaku tidak tertangkap karena mereka melarikan diri ke arah pesawahan,” ucapnya.

Dia mengatakan, peristiwa itu mengakibatakan sedikitnya enam rumah milik warga Ahmadiyah rusak. Dan untuk mengantisipasi hal serupa, pihaknya menempatkan personil untuk terus melakukan penjagaan dan pengawasan. (DD/OL-8)
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/07/216237/284/1/Sosialisasi-Pergub-Larangan-Ahmadiyah-Diwarnai-Protes

Minggu, 27 Februari 2011

Dasar-Dasar Public Speaking

PUBLIC Speaking (PS) dimaknai sebagai berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas.
Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Proses PS meliputi tiga tahap : persiapan dan penyampaian. Pada tahap penyampaian juga terbagi tiga, yakni opening, pembahasan, dan penutupan.
PERSIAPAN
Persiapan PS meliputi persiapan MENTAL, FISIK, dan MATERI.
Persiapan mental meliputi a.l. rileks, kenali ruangan, kenali audience, dan kuasai materi.
Persiapan Fisik a.l. memastikan kondisi badan dan suara fit; wardrobe, tidak memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil; lancarkan aliran darah misal dengan menjabat tangan sendiri; serta menjaga agar mulut/tenggorokan tetap basah.
Persiapan Materi a.l. membaca literatur dan menyusun pointer atau outline. Teknis penyampaian materi ada empat pilihan: membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan catatan (Using notes), hapalan (memory), dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
Awali pembicaraan dengan nada rendah dan lambat (Start Low and Slow), jangan mengakui ketidaksiapan atau keterpaksaan dengan apologi (Don’t apologize).
Teknik membuka PS a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
PENYAMPAIAN
Teknik pemaparan materi a.l. deduktif, induktif, dan kronologis. Selama pembicaraan, perhatikan power suara agar tetap audible, jelas, dinamis, dan sebaiknya gunakan action and colourful words.
PENUTUP
Jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis, langsung tutup, lalu ucapkan salam. Teknik penutup a.l. menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Elemen PS meliputi (1) Teknik Vokal –intonasi/nada bicara, aksentuasi/stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting, speed, artikulasi/kejelasan pelafalan kata (pronounciation), dan infleksi – lagu kalimat; (2) Eye Contact –sapukan pandangan ke seluruh audience; (3) Gesture –gerakan tubuh; alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat, penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu, sesuai dengan kata-kata, jangan berlebihan, variatif, tidak melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna, seperti memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala; dan (4) humor, dengan Use Natural Humor, Don’t try to be a stand up comedian, gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.*

Oleh ASM. Romli
http://pusdai.com/?p=451

Sabtu, 26 Februari 2011

Bogor Peringati Maulid Nabi Dimeriahkan 2.000 Dondang








Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H, akan diselenggarakan tanggal 26 Februari di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bogor dan Insya Allah akan berlangsung sangat meriah. Pasalnya, pada acara ini nantinya akan diadakan parade dondang yang akan diikuti 2.000 peserta dari barbagai unsur lapisan masyarakat. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Panitia Acara Festival Maulid Nabi Benny Delyuzar dalam acara jumpa pers di ruang VIP B Kompleks Pemda Kabupaten Bogor.
"Acara ini akan kita bikin lebih meriah lagi dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2010 acara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW hanya diikuti 1.000 peserta dondang. Maka tahun ini atas permintaan bupati perayaan maulid nabi lebih disemarakkan lagi, walaupun tahun dulu kita sudah mendapatkan rekor MURI," katanya kepada wartawan.
Menurutnya lagi, acara parade 2.000 dondang nanti akan diikuti dari berbagai elemen masyarakat di antara pesertanya dari SKPD, desa atau kelurahan, kecamatan, polsek, koramil, UPTK, UPTD, PKK se-Kabupaten Bogor. Ditambah dari perusahaan, asosiasi pengusaha, lembaga pendidikan, pondok pesantren, ormas Islam dan unsur lainnya se-Kabupaten Bogor. Ketika ditanya masalah keamanan, pihak panitia akan menerjunkan 1.500 personel keamanan. "Di antaranya dari Satpol PP, DLLAJ, TRC, Tagana, Damkar, Polres dan Koramil," ungkap Ketua Panitia yang didampingi Kadiskominfo H Yosep Hermawan dan Kasubag Bintal H A Mardzuki.
Kadiskominfo Kabupaten Bogor Yosep Hermawan menambahkan, festival kali ini mengambil tema "Membangun potensi budaya lokal dan wisata religius untuk menyongsong visit Indonesia tahun 2011".
Terkait dengan pendanaan, Kasubag Bina Mental (Bintal) H A Mardzuki menegaskan, acara tersebut akan menyedot dana yang cukup besar yakni sekitar Rp 1,769 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membantu pihak desa atau kelurahan, kecamatan se-Kabupaten Bogor dan SKPD. Masing-masing mendapatkan bantuan dalam rangka membuat dondang sebesar Rp1 juta. Dana tersebut juga dipakai untuk biaya keamanan, kesehatan, hadiah hiburan dan sebagainya. (Edison)
Sumber : Medicom 17/02/2011
http://bogorkab.go.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=1270:peringati-maulid-nabi-dimeriahkan-2000-dondang&catid=109:gabungan

Rabu, 23 Februari 2011

PEMBINAAN KARYAWAN KEMENAG KAB. BOGOR

Leuwiliang-Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang andal dan profesional, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Bogor mengadakan kegiatan Pembinaan Karyawan Terpadu (PKT) Wilayah Leuwiliang, di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Leuwiliang, kemarin.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Kankemenag Kabupaten Bogor, Kepala Subbagian Tata Usaha, kepala seksi di lingkungan Kankemenag, seluruh karyawan di MAN negeri maupun swasta, serta pegawai KUA yang meliputi wilayah Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng,Ciampea, Pamijahan, Cibungbulang, Tenjolaya, Dramaga.

Kepala Kankemenag Kabupaten Bogor, Suhendra, menyatakan, kegiatan kali ini juga bisa dijadikan ajang silaturami di antara pegawai. Sehingga, dapat tercipta komunikasi dan jaring aspirasi dari pegawai yang berada di wilayah.

Tak hanya itu, tambah dia, pertemuan ini menjadi media penyampai informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kemenag, terutama yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).

 Kankemenag mengatakan, ada lima aspek penting yang menjadi program prioritas Kemenag, baik di pusat maupun daerah. Pertama, peningkatan mutu penyelenggaraan ibadah haji. Kedua, tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dan ketiga, revitalisasi pendidikan.

"Ketiga aspek ini terus kita tingkatkan. Untuk haji saat ini kita terus perbaiki pelayanannya. Sedangkan, untuk tatakelola pemerintahan yang baik Kemenag terus mengubah citranya dengan mengejar tingkat wajar tanpa pengecualian (WTP) pada tahun ini," bebernya.

Aspek keempat yakni peningkatan kualitas kehidupan beragama. Sedangkan yang kelima adalah pembinaan kerukunan umat beragama.

"Untuk dua aspek ini, saya berharap pegawai Kankemenag lebih peka terhadap gejala-gejala sosial keagamaan agar tak ada disintegrasi di masyarakat," pungkasnya.